Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Wujud Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan

Kamis, 02 Mei 2019 - 08:37 WIB
Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Wujud Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan
Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara (BBSU) Dr Fairul Zabadi, saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa Daerah, Rabu (1/5) di PPPPTK Medan. Foto/SINDOnews/Zailani Tanjung
A A A
MEDAN - Upaya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di ruang-ruang publik harus terus dilakukan sebagai perwujudan menjunjung tinggi bahasa persatuan. “Jangan sampai kita merasa asing di negeri sendiri,” ucap Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara (BBSU) Dr Fairul Zabadi, saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa Daerah, Rabu (1/5) di PPPPTK Medan.

Seminar ini merupakan rangkaian acara Perayaan Pekan Hari Pendidikan Nasional Tingkat Sumut ini diikuti oleh ratusan pegiat dan duta bahasa Indonesia se-Sumut.

Fairul mengungkapkan, sebagian besar bandar udara di beberapa Kota di Indonesia, dengan bangganya menggunakan Bahasa Indonesia bahkan dilengkapi dengan petuah-petuah bahasa. Kenyataan ini berbeda dengan di Sumatera Utara. Bandara Internasional Kualanamu malah diberi nama Kualanamu International Airport.

"Padahal tidak ada penelitian di dunia ini menyebutkan, penggunaan bahasa asing di ruang publik dapat meningkatkan ekonomi," katanya.

Pada seminar itu, Fairul juga mengemukan soal pelindungan bahasa daerah. Sampai saat ini, lanjutnya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah memetakan sebanyak 652 bahasa daerah dan dari angka tersebut sebanyak 71 bahasa telah dipetakan vitalitas atau daya hidupnya.

"Hasilnya 11 bahasa telah punah seperti bahasa Nila, Bahasa Mawes, Bahasa Kayeli dan lainnya," katanya.

Menurutnya, penyebab daya hidup bahasa daerah hilang seperti perpindahan dari desa ke kota, perkawinan antar etnis, malu berbahasa daerah, serta tidak menggunakan bahasa daerah dalam keluarga.

Selain Fairul, bertindak sebagai pembicara dalam seminar itu jurnalis Benny Pasaribu yang mengetengah persoalan-persoalan penggunaan bahasa Indonesia dalam ragam jurnalistik. Usai seminar, Balai Bahasa SumatEra Utara juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak 2019, yakni
Teja Purnama, Tiflatul Husna, Eva Mizkat, Hera Gusmayanti, Elia Nandayana Pane.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9159 seconds (0.1#10.140)