Iran Balas Rampas Kapal, Inggis Jangan Pura-pura Terkejut

Sabtu, 20 Juli 2019 - 15:40 WIB
Iran Balas Rampas Kapal, Inggis Jangan Pura-pura Terkejut
Kapal tanker minyak Grace 1 milik Iran yang dirampas Marinir Kerajaan Inggris di perairan Gibraltar. Iran membalas merampas kapal tanker minyak Stena Impero milik Inggris di Selat Hormuz.( Foto/REUTERS)
A A A
LONDON - Pemerintah Inggris jadi sasaran kritik atas keputusan marinirnya yang merampas sebuah kapal tanker Iran di perairan Gibraltar dua minggu lalu, tanpa memastikan diri mampu melindungi kapal kargonya di selat Hormuz. Faktanya, pasukan Teheran berhasil membalas merampas kapal tanker minyak Inggris.

Pembalasan Teheran ini menjadi "tamparan" bagi London. Sebab, Inggris sudah pasti menyadari akan adanya pembalasan seperti itu, namun gagal mencegah. Padahal, kapal-kapal perang Inggris selama sepekan terakhir dilaporkan dikirim ke Teluk Persia.

Iran menyita dua kapal tanker minyak—satu terdaftar di Inggris, yang lain di Liberia tetapi dimiliki oleh sebuah perusahaan dengan kantor di Glasgow—pada Jumat di Selat Hormuz. Selat ini merupakan jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia, di mana kapal-kapal pembawa 17 juta barel minyak mentah lewat setiap hari.

Pasukan Iran melepaskan kapal Mesdar berbendera Liberia, setelah beberapa jam penangkapan. Namun, masih menahan kapal Stena Impero milik Inggris.

Teheran sendiri masih menyerukan pembebasan kapal tankernya, Grace 1, yang ditahan oleh pasukan Inggris di perairan Gibraltar sejak dua minggu lalu.

Meskipun tidak ada warga Iran yang ditahan di Grace 1, dan tidak ada warga negara Inggris di Stena Impero, para kritikus telah mempertanyakan mengapa Inggris gagal memberikan perlindungan terhadap kapal tanker minyaknya meski menyadari akan ada pembalasan dari Iran.

"Inggris seharusnya jangan berpura-pura kami terkejut dengan insiden Stena Impero," kritik Lord West, mantan kepala Angkatan Laut Kerajaan Inggris, kepada Sky News, Sabtu (20/7/2019).

"Apa yang saya temukan luar biasa adalah bahwa kita tahu bahwa Iran akan mencoba sesuatu seperti ini beberapa hari yang lalu," lanjut kritik West.

“Saya benar-benar heran bahwa kami belum menerapkan semacam kontrol kargo bendera merah di wilayah tersebut di mana tidak ada kapal tanker yang masuk ke zona yang jelas berbahaya tanpa pengawalan, dan saya merasa aneh bahwa kami tampaknya memiliki kapal yang melakukan hal itu," papar West.

West mengatakan Angkatan Laut Inggris memiliki kapal militer yang terlalu sedikit dan akan merasa sangat sulit untuk menyediakan pengawalan untuk kapal dagang.

Antara 15 dan 30 kapal tanker berbendera Inggris melewati Selat Hormuz setiap hari. Di wilayah itu ada tujuh kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk perlindungan pasukan di Teluk. Kapal-kapal itu termasuk kapal perang HMS Montrose, yang kemudian digantikan kapal HMS Duncan.

Selain itu, ada empat kapal anti-ranjau—HMS Ledbury, HMS Blyth, HMS Brocklesby, dan HMS Shoreham—dan alat bantu docking, RFA Cardigan Bay. Kapal HMS Kent akan mengambil alih tugas HMS Duncan di akhir tahun.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1082 seconds (0.1#10.140)