Genjot Produksi Kopi Indonesia, ITFC Alokasikan Dana Murabahah Rp417 Miliar

Selasa, 16 Juli 2019 - 17:24 WIB
Genjot Produksi Kopi Indonesia, ITFC Alokasikan Dana Murabahah Rp417 Miliar
CEO ITFC Eng Hani Salem Sonbol, menandatangani perjanjian murabahah senilai 6 juta US Dollar untuk tiga eksportir dan koperasi Indonesia sekaligus mewisuda petani kopi Karo dan Dairi, Selasa (16/7/2019). (Foto/SINDOnews/Rusman Siregar)
A A A
BERASTAGI - International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) menandatangani perjanjian murabahah senilai 6 juta US Dollar untuk tiga eksportir dan koperasi Indonesia.

Pembiayaan ini merupakan bagian dari paket pendanaan senilai USD30 juta atau setara Rp417 miliar yang disetujui ITFC untuk eksportir kopi.ITFC sendiri merupakan bagian dari Islamic Development Bank (IDB).

Penandatangan akad murahabah ini sekaligus upacara wisuda kelulusan petani kopi di Sumatera Utara yang digelar di Kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Selasa (16/7/2019).

Ratusan petani Karo telah menyelesaikan serangkaian pelatihan dan pengembangan kapasitas di bawah program pengembangan ekspor kopi Indonesia dari ITFC.

"Pelatihan ini akan memberikan petani kemampuan dalam mengatasi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi kopi mereka," kata CEO ITFC Eng Hani Salem Sonbol.

Melalui perjanjian murabahah ini, tiga perusahaan lokal memenuhi syarat untuk pembiayaan masing-masing hingga USD2 juta. Pendanaan akad itu digunakan untuk membeli biji kopi dari pasar lokal untuk ekspor global.

Hani Salem menjelaskan, perjanjian murabahah yang telah ditandatangani ini dirancang untuk mengatasi kurangnya akses ke pembiayaan bagi para eksportir kopi UKM Indonesia. Program pengembangan ekspor kopi ini pertama kali dimulai pada tahun 2016.

Program pelatihan petani koi telah memberi manfaat kepada 349 petani kopi di 11 desa di Kabupaten Karo dan Dairi. ITFC menyelenggarakan upacara kelulusan sebagai apresiasi atas para petani kopi yang telah menyelesaikan partisipasinya dalam serangkaian pelatihan tentang peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kopi.

"Para petani dilatih dengan praktek pertanian yang baik dalam menghadapi tantangan disebabkan oleh perubahan iklim dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi mereka," sebut Sonbol.

Program yang telah berjalan sejak September 2018, bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam rantai pasokan kopi Indonesia. Menurut BPS, ekspor kopi nasional pada 2017 naik 12,56 persen menjadi 464 ribu ton dari tahun sebelumnya.

Total nilai ekspor tahunan dari industri kopi adalah USD1,2 miliaratau Rp16,8 triliun. Namun, peningkatan permintaan pasar untuk kopi tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dan akhirnya ini menjadi masalah dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi kopi berkualitas tinggi sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekspor kopi ke luar negeri.

Untuk diketahui, ITFC adalah anggota Islamic Development Bank (IDB) Group yang didirikan untuk memajukan perdagangan di antara negara-negara anggota OKI. Sejak Januari 2008, ITFC telah mengonsolidasikan semua bisnis pembiayaan perdagangan yang dulunya ditangani oleh berbagai jendela di dalam Grup IsDB.

Mendapat peringkat A1 oleh Moody mencerminkan efisiensi korporat dalam pemberian layanan dengan merespons dengan cepat kebutuhan pelanggan dalam lingkungan bisnis yang digerakkan oleh pasar.

Sejak 2008, ITFC telah menyediakan lebih dari USD45 miliar pembiayaan perdagangan kepada negara-negara anggota OKI.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.0941 seconds (0.1#10.140)