Pembantaian Sadis Perang Antarsuku di Papua Nugini, Warga Minta Direlokasi

Senin, 15 Juli 2019 - 20:08 WIB
Pembantaian Sadis Perang Antarsuku di Papua Nugini, Warga Minta Direlokasi
Korban pembantaian perang antarsuku di Hela, Papua Nugini, ditutup kelambu di pinggir jalan (Foto: AFP)
A A A
PORT MORESBY - Petugas keamanan Papua Nugini memperketat penjagaan di wilayah terbunuhnya 24 warga dalam perang antarsuku di Provinsi Hela pada pekan lalu.

Selain meredam ekskalasi, pengetatan penjagaan ini juga untuk menghadirkan rasa aman warga yang mengalami trauma akibat serangan sadistis itu.

Para korban, mayoritas perempuan dan anak-anak, dibunuh lalu dimutilasi sebagai aksi balas dendam atas pembunuhan sebelumnya.

Kedua kelompok diketahui sudah berperang selama puluhan tahun. Namun pembunuhan terhadap 24 orang pekan lalu, membuka kembali konflik yang sempat tertidur.

Menteri kepolisian Papua Nugini Bryan Kramer mengatakan, intervensi kekuatan iperlukan di Hela untuk mencegah serangan terbaru.

"Pembunuhan tanpa ampun pada pekan lalu telah mengubah segalanya," kata Krammer, dalam pernyataan di Facebook, dikutip dari AFP, Senin (15/7/2019).

Kramer mengatakan, konflik ini bermula dari pembunuhan seorang anggota suku pada Juni yang memicu pembantaian perempuan dan anak-anak. Dia menggambarkan penyerangan itu sebagai pembalasan terburuk dalam sejarah Papua Nugini.

Satu peleton pasukan dan satu regu kepolisian ditempatkan di sekolah dasar setempat. Pihak berwenang juga menggunakan drone dan satelit pengawasan untuk melacak para pelaku yang melarikan diri.

Alili Urr, warga Hela yang kehilangan istri, seorang anak, dan sembilan anggota keluarga dalam penyerangan itu, mengaku tidak ingin balas dendam. Urr mendesak pihak keamanan mengambil tindakan tegas.

Selain itu dia juga meminta agar warga direlokasi sehingga terhindar dari sasaran kekerasan mengerikan.

"Saya meminta kepada pemerintah provinsi untuk membawa kami ke daerah netral, mengapa pembunuhan seperti ini terus terjadi? Kami, 500 penduduk desa yang tersisa, harus dipindah karena kami tidak akan tinggal di sini," katanya kepada surat kabar National.

Pembantaian tersebut tak hanya mengejutkan publik Papua Nugini namun juga Perdana Menteri James Marape. Pasalnya Hela merupakan daerah pemilihannya, termasuk distrik tempat pembunuhan terjadi.Marape bersumpah menemukan para pembunuh dan menjerat mereka dengan hukuman mati.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0236 seconds (0.1#10.140)