Kim Jong-un Tidur saat Rapat meski Pernah Eksekusi Pejabat karena Hal Sama

Kamis, 11 Juli 2019 - 13:46 WIB
Kim Jong-un Tidur saat Rapat meski Pernah Eksekusi Pejabat karena Hal Sama
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terlihat tertidur dalam sebuah rapat Partai Buruh. Foto/Pen News
A A A
PYONGYANG - Diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terekam kamera saat tertidur ketika rapat umum Partai Buruh untuk memperingati 25 tahun kematian kakeknya, Kim Il-sung.

Padahal, rezimnya pernah mengeksekusi para pejabatnya karena melakukan hal yang sama tahun 2015 lalu. Pemimpin Korut tersebut berada di sebuah rapat umum Partai Buruh pada 8 Juli tersebut dia terlihat berjuang untuk tetap terjaga.

Mata sang diktator perlahan tertutup saat dia duduk di tengah panggung di depan kerumunan besar peserta rapat. Pada satu titik, dia mengambil napas dalam-dalam dan kepalanya terlihat merosot ke bahu sambil mendengarkan pidato.

Dia kemudian mengangkat alisnya dan terbangun lagi ketika dia menghadap ke arah para peserta rapat.

Kim juga menentang norma Korea Utara dengan menjadi yang terakhir untuk mulai bertepuk tangan dan yang pertama berhenti.

Menurut pembelot Korea Utara, tertidur pada waktu yang salah atau gagal memberikan tepuk tangan yang cukup di acara-acara tingkat tinggi dapat dihukum mati.

"Jika Anda tidak bertepuk tangan, jika Anda mengangguk, Anda ditandai sebagai (orang yang) tidak mengikuti doktrin Kim Jong-un," kata seorang pembelot yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Mirror, Kamis (11/7/2019).

"Anda harus melakukannya karena Anda tidak ingin mati. Anda mengucapkan 'panjang umur' dan bertepuk tangan karena Anda tidak ingin mati."

Mantan menteri pertahanan Kim Hyon Yong-chol dilaporkan telah dieksekusi karena tertidur dalam sebuah acara militer. Badan intelijen Korea Selatan melaporkan bahwa jenderal tersebut dieksekusi dengan senjata anti-pesawat pada Mei 2015.

Wakil perdana menteri Korea Utara Kim Yong-jin juga dieksekusi oleh regu tembak karena diduga tertidur dalam sebuah pidato.

Kim Jong-un diduga membuat mantan pejabatnya ditangkap dan didakwa dengan tuduhan palsu soal korupsi. Laporan lain mengklaim dia dieksekusi setelah menyarankan perubahan kebijakan yang dianggap merusak rezim.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0291 seconds (0.1#10.140)