Bentuk Pasukan Baru, Gerakan Separatis Sesumbar Bakal Ambil Alih Papua

Rabu, 03 Juli 2019 - 12:39 WIB
Bentuk Pasukan Baru, Gerakan Separatis Sesumbar Bakal Ambil Alih Papua
Ketua Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Sebanyak 3 tentara pemberontak Papua Baray telah bergabung di bawah kendali gerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Benny Wenda.

Mereka pun sesumbar mengatakan bahwa mereka sekarang siap untuk mengambil alih Papua. Pernyataan itu dikeluarkan ketika pihak berwenang Indonesia tengah meningkatkan upaya dalam pencarian terhadap lima tentara dan sembilan awak dari helikopter cadangan militer yang hilang pada Jumat pekan lalu.

Papua Barat, yang berbatasan dengan Papua Nugini, telah berada di bawah kendali Indonesia sejak 1969 dan berada dalam cengkeraman konflik separatis yang telah berlangsung lama.

Kelompok-kelompok bersenjata ini pada bulan lalu bersatu di bawah komando Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP) - organisasi payung untuk tiga kelompok kemerdekaan. (Baca juga: Gerakan Separatis Papua Bentuk Tentara Baru)

“Secara politis dan militer kita bersatu sekarang. Masyarakat internasional sekarang dapat melihat tanpa ragu bahwa kita siap untuk mengambil alih negara kita,” kata Wenda, ketua ULMWP.

“Indonesia tidak dapat lagi menstigmatisasi kami sebagai separatis atau penjahat, kami adalah negara kesatuan militer dan politik yang sah yang sedang menunggu,” imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (3/7/2019).

Kelompok-kelompok itu termasuk TPNPB, yang menyerang sebuah situs konstruksi pada bulan Desember lalu dan dilaporkan membunuh 17 orang.

Insiden itu memicu aksi militer di wilayah itu, merenggut puluhan nyawa di kedua sisi.

Tak lama setelah serangan itu, Wenda memberi tahu Guardian bahwa dia tidak bisa menghentikan TPNPB, tetapi menyerukan agar tenang. (Baca juga: 450 Prajurit Kostrad TNI AD, Bersiap Menuju ke Perbatasan di Papua)

Bobby Anderson, peneliti Papua dan mahasiswa doktoral di Sekolah Kebijakan Publik Universitas Chiang Mai, memperingatkan bahwa kelompok pemberontak sebelumnya mengumumkan penyatuan yang tidak ada artinya.

"Pernyataan komando bersatu ini mungkin hanya ULMWP yang mencoba mengambil momentum dari tindakan Nduga," kata Anderson.

“Kami tidak akan tahu apakah itu nyata sampai kami melihat aksi bersenjata terkoordinasi baik di Nduga dan di luar, yang akan menunjukkan bahwa deklarasi ULMWP adalah kenyataan," imbuhnya.

“Saya pribadi punya keraguan. Faksi-faksi (separatis bersenjata) ini dipenuhi dengan 'para jenderal' yang cenderung tidak menerima perintah. Mereka beroperasi dalam perintah terbatas di area diskrit,” imbuhnya.

Namun Anderson mengatakan memiliki kepemimpinan Wenda mungkin membuat perbedaan, dan perintah terpadu yang belum pernah terjadi sebelumnya dinilai akan meningkatkan pertumpahan darah.

"Dia berhasil menyatukan ULMWP dari perwakilan sipil dari kelompok-kelompok kemerdekaan Papua yang berbeda dan yang diadakan selama ini sangat mengesankan," ucapnya.

Penyatuan itu menandai perkembangan baru lain dalam konflik yang telah berlangsung lama, hanya beberapa hari setelah terungkap bahwa anak-anak Papua Barat dilibatkan dalam pertempuran.

TPNPB telah mengakui keberadaan remaja laki-laki dan remaja di antara jajarannya, Associated Press melaporkan bulan lalu.

Penggunaan anak-anak sebagai tentara adalah kejahatan perang berdasarkan hukum internasional. (Baca juga: Helikopter Milik TNI AD Hilang Kontak di Papua)

Pengacara HAM Veronica Koman mengatakan itu pertanda konflik di Papua jauh lebih serius daripada yang diakui dunia.

"Papua Barat membutuhkan intervensi internasional yang mendesak, karena tentara anak-anak sendiri adalah korban," katanya.

"Pendekatan keamanan pemerintah Indonesia telah menciptakan konflik yang tidak dapat diselesaikan dengan cara membinasakan generasi demi generasi orang Papua Barat."

Laporan-laporan kekerasan militer dan pemberontak di wilayah itu terus berlanjut sepanjang tahun ini, termasuk klaim angkatan bersenjata Indonesia yang diduga menggunakan fosfor putih, dan serangan pemberontak terhadap tentara, sesuatu yang dibantah Jakarta.
(ian)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5599 seconds (0.1#10.140)