Konsumsi Elpiji di Sumbagut Berangsur Normal Setelah Lebaran

Jum'at, 28 Juni 2019 - 15:07 WIB
Konsumsi Elpiji di Sumbagut Berangsur Normal Setelah Lebaran
Konsumsi elpiji baik subsidi maupun non subisidi kembali berangsur normal setelah Lebaran di wilayah kerja PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). (Foto/SINDOnews/Dok)
A A A
MEDAN - Konsumsi elpiji baik subsidi maupun non subisidi kembali berangsur normal usai Lebaran di wilayah kerja PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumatera bagian utara (Sumbagut).

Hal itu dilihat berdasarkan data pada periode Satgas Ramadhan dan Idul Fitri di Sumatera Utara (Sumut). Untuk itu, Pertamina MOR I meningkatkan penyaluran elpiji 3 kg sebanyak 107 persen atau setara dengan 432 ribu tabung per hari. Sedangkan elpiji non subsidi meningkat sebanyak 105 persen, setara dengan 117 metriks ton per harinya.

"Karena aktivitas masyarakat kembali normal, maka penyaluran elpiji juga kami kembalikan ke jumlah normal. Di wilayah Sumut, rata-rata konsumsi normal untuk elpiji 3 kg sebanyak 400 ribu tabung per hari. Sedangkan untuk elpiji non subsidi sejumlah 113 Metriks Ton (MT) per hari," ujar Unit Manager Communication & CSR MOR I, Roby Hervindo kepada SINDOnews, Jumat (28/6/2019).

Dikatakannya, kembalinya konsumsi elpiji ke kondisi normal juga terjadi di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Meski sempat mengalami penambahan penyaluran, konsumsi elpiji di kedua wilayah tersebut kini berangsur normal.

"Menjelang dan setelah lebaran, penyaluran elpiji 3 kg ke Kota Tanjung Balai ditambah hampir 18 ribu tabung. Sedangkan di Kabupaten Asahan ditambah 77.240 tabung," terang Roby.

Menurutnya, konsumsi normal elpiji 3 kg di Kabupaten Asahan berada di kisaran 20 ribu tabung per hari. Sedangkan di Kota Tanjung Balai sebanyak 4.251 tabung per harinya. Pertamina menghimbau warga agar tidak mudah termakan isu kelangkaan yang dihembuskan pengecer. "Stok elpiji dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Menyikapi laporan warga perihal tingginya harga elpiji 3 kg di kedua kabupaten itu, Roby memastikan harga Elpiji bersubsidi di 610 pangkalan Kabupaten Asahan dan 118 pangkalan di Kota Tanjung Balai sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan. HET untuk Kota Tanjung Balai adalah Rp16.500 dan Kabupaten Asahan Rp17.000 di tingkat pangkalan.

"Kami tengarai ini aksi pengecer yang berusaha meraup keuntungan dengan menaikan harga. Oleh karenanya kami menghimbau warga agar membeli elpiji di pangkalan resmi Pertamina," tutur Roby.

Pertamina menegaskan kembali ke agen dan pangkalan untuk tidak menjual elpiji bersubsidi ke para pengecer. Agen maupun pangkalan yang terbukti melanggar akan menghadapi sanksi dari Pertamina, mulai dari teguran hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).

"Kami mendukung Pemda dan aparat terkait seperti Disperindag dan Polda untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengecer. Karena kami tidak punya wewenang mengatur pengecer," tegas Roby.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7667 seconds (0.1#10.140)