Hipmi Punya Tanggung Jawab Dongkrak Jumlah Pengusaha Baru di Indonesia

Jum'at, 28 Juni 2019 - 13:25 WIB
Hipmi Punya Tanggung Jawab Dongkrak Jumlah Pengusaha Baru di Indonesia
Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming. Foto/Dok.
A A A
JAKARTA - Ketangguhan perekonomian sebuah negara dapat diketahui dari berapa perbandingan rasio jumlah pengusaha dengan penduduknya.

Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio 14 persen pengusaha dari jumlah penduduknya. Sementara posisi Indonesia dalam hal rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski kabarnya dari tahun ke tahun memiliki tren naik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia naik dari 1,56% pada 2014 menjadi 3,1% dari jumlah penduduk pada akhir 2016. Pihak Kemenkop dan UKM sendiri yakin akhir 2019, target 5% rasio jumlah pengusaha akan mampu dicapai.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan menekankan, Indonesia harus mampu menembus 14% rasio jumlah pengusaha. Dia berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha bisa tercapai.

Menanggapi tekad pemerintah pusat, calon Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming mengatakan, jika terpilih menjadi pucuk pimpinan Hipmi akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha dan melahirkan konglomerat baru.

"Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini, harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah," kata Mardani dalam keterangan resmi, Kamis (27/6/2019).

Untuk itulah, Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di Tanah Air bisa terkerek naik.

"Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi dari sinilah kami persiapkan para gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia dengan program-program yang kita siapkan. Tekadnya, kami mau konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi," harap Mardani.

Mardani juga menjelaskan, saat ini banyak startup Unicorn yang saling bersaing lahir bukan dari Hipmi. Anggota Hipmi juga tidak sedikit yang gagal bersaing dalam dunia usaha.

"Salah satunya kita berharap dapat melahirkan konglomerat baru yang artinya Hipmi berhasil memberikan dampak terhadap perekonomian nasional," tutur Mardani.

Dia juga mengajak calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi kreatif. Karena sektor ini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa.

"Sektor ekonomi kreatif ini sangat penting. Pemerintah harus serius memberikan insentif dan akses permodalan kepada para pelaku ekonomi kreatif yang tidak bankable. Dalam hal ini, pemerintah harus hadir di sektor yang sangat strategis ini," ucapnya.

Jika ekonomi kreatif ini difokuskan, kata Mardani, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat. Sehingga dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi. "Kita tidak boleh kalah dengan negara luar," tandasnya.

Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.

"Selain membuka lapangan pekerjaan, industri ini menciptakan pola pikir pengusaha menjadi kreatif, kompetisi dunia bisnis yang lebih sehat dan meningkatkan inovasi di berbagai sektor. Ke depan, kita akan terus lahirkan dan maju bersama para pelaku ekonomi kreatif di Hipmi," tegas Mardani.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1586 seconds (0.1#10.140)