Seks Bebas, Ratusan Remaja di Kota Bekasi Mengidap HIV/AIDS

Selasa, 25 Juni 2019 - 14:26 WIB
Seks Bebas, Ratusan Remaja di Kota Bekasi Mengidap HIV/AIDS
Foto: Ilustrasi
A A A
BEKASI - Angka pengidap orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kota Bekasi semakin mengkhawatirkan. Sejak Januari hingga Mei 2019 ini tercatat mencapai 109 orang.

Apalagi, penyebaran penyakit mematikan itu sekarang lebih didominasi perilaku seks bebas, bukan dari pemakaian jarum suntik secara bergantian. Pengelola Program HIV, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dadang Otrismo mengatakan, perilaku seks bebas mendominasi penyebaran HIV/AIDS saat ini. Sebelumnya, penyebaran lebih didominasi dengan pemakaian jarum suntik narkoba. "Trendnya berubah saat ini, lebih ke seks bebas dikalangan masyarakat," katanya kepada wartawan, Selasa (25/6/2019).

Apalagi, kata dia, rata-rata penderita orang dengan HIV/AIDS (Odha) itu sangat beragam. Namun, paling besar didominasi dari kalangan produktif, mulai dari usia 17 tahun sampai 47 tahun. "Untuk Odha yang terhitung sejak Januari sampai Mei 2019 kebanyakan usia dewasa, dan angka ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.

Menurutnya, dari 109 penderita Odha, kata Dadang, 75 persennya berasal dari kalangan pria. Sedangkan, untuk kalangan perempuan hanya 25 persen. Sehingga, perilaku seks bebas itu yang membuat banyak orang terjangkit penyakit mematikan. "Melakukan seks secara berganti-ganti yang paling rentan dialami kalangan lelaki," katanya.

Dikatakan Dadang, pada 2017, pihaknya mencatat ada 554 pasien Odha, dan pada 2018 menurun menjadi 360 orang pasien baru. Dia berharap, tahun ini akan terus terjadi penurunan. Bahkan, sejak 2004 kurang lebih 4.000 orang di Kota bekasi dinyatakan positif HIV, pemerintah telah membuka tes status HIV di seluruh puskesmas Kota Bekasi.

Meski begitu, kata dia, pihaknya tidak memprediksi ke depannya. Karena, dengan cara melihat akses layanan obat yang diberikan, maka penularan bisa diminimalisir. Karena saat pasien menjalani pengobatan, maka penularan itu peluangnya sangat sedikit. Apalagi, pasien Odha terus menjalani pemeriksaan di beberapa Voluntary Counseling and Testing (VCT).

Saat ini, kata dia, pelayanan VCT yang ada di Kota bekasi baru ada di tiga layanan rumah sakit. Diantaranya, RSUD Kota Bekasi, RS Elisabeth, dan RS Ananda. Namun, kata dia, ada penambahan layanan medis yang saat ini tengah di latih. Terdiri, Puskesmas Karang Kitri, Puskesmas Jatisampurna, Puskesmas Pengasinan dan RS Hermina.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan tes HIV yang tersedia di Puskesmas, terutama untuk ibu hamil. Hal ini dimaksudkan untuk program pencegahan penyakit menular bagi ibu hamil tersebut.

Menurut dia, setiap penderita Odha yang ber-KTP Kota Bekasi akan diberikan gratis untuk mendapat pelayanan kesehatan di klinik-klinik VCT yang sudah tersedia. Namun, bagi penderita Odha yang bukan warga Kota Bekasi, pihaknya akan melihat status keluarga. "Kalau mereka tidak mampu, maka kami akan berikan gratis," katanya.

Sejauh ini, kata dia, pemerintah daerah terus melakukan pendampingan aktif kepada penyandang Odha yang ada di Kota Bekasi. Termasuk memberikan pendampingan kepada para narapidana yang sudah terjangkit HIV/AIDS. "Intinya pemerintah daerah menitik beratkan perhatiannya kepada para penyandang Odha," tukasnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6369 seconds (0.1#10.140)