Ini Jejak 7 Raja Tersimpan di Museum Simalungun

Minggu, 23 Juni 2019 - 06:14 WIB
Ini Jejak 7 Raja Tersimpan di Museum Simalungun
Kabupaten Simalungun memiliki banyak warisan peninggalan sejarah yang dibuktikan dengan berbagai peninggalan benda sejarah para raja di Museum Simalungun di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pematangsiantar. Foto SINDOnews/Ricky FH
A A A
KABUPATEN Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) ternyata memiliki banyak warisan peninggalan sejarah begitu penting dijaga dan dipelihara.

Ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan benda sejarah para raja di Museum Simalungun di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pematangsiantar.

Kepala Museum Simalungun Djomen Purba mengatakan, museum ini dirikan oleh tujuh Raja Simalungun pada tahun 1939 dengan bantuan pemerintah Belanda.

Ke tujuh raja yang membangun Museum Simalungun,Raja Siantar, Sangnawaluh Damanik, Raja Tanah Jawa ,Sinaga, Raja Pake, Purba Dasuha, Raja Dolok Silou, Purba Tambak, Raja Raya, Rondaihaim Saragih Garingging, Raja Purba, Purba Pakpak dan Raja Silimakuta, Purba Girsang.

Museum Simalungun didirikan dengan tujuan mulia, melestarikan adat-istiadat, budaya, dan tradisi Suku Simalungun. Tak heran jika museum ini punya 860 koleksi peninggalan sejarah.

Bentuk bangunannya cukup unik karena menyerupai rumah tradisional dan untuk masuk ke dalamnya harus menaiki tangga.

Namun museum yang punya 860 koleksi peninggalan sejarah Simalungun ini tidak menjadi salah satu tempat tujuan wisatawan yang datang ke Kota Pematangsiantar atau Kabupaten Simalungun.

Pasalnya Museum Simalungun, tidak dijadikan travel dalam paket tujuan wisata,dan kurangnya promosi Pemerintah Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar terhadap keberadaan museum.

"Pengunjung sangat sedikit karena,Museum Simalungun tidak dimasukan dalam paket wisata travel, padahal saya sudah minta kepada Pemkab Simalungun dan Pemko Pematangsiantar untu menajalin kerjasama mempromosikannya sebagai lokasi tujuan wisatawan ," ujar Djomen.

Pengunjung Museum Simalungun saat ini hanya mengandalkan kunjungan pelajar dan wisatawan asing yang datang tanpa melalui jasa travel. Padahal berkunjung ke Museum Simalungun,pengunjung dapat mempelajari lebih dalam budaya dan adat-istiadat daerah dan masyarakat Simalungun.

Di Museum Simalungun,para pengunjung bisa belajar banyak soal kesenian, sistem mata pencaharian, hingga jejak antropologi salah satu suku asli penghuni Sumatera Utara tersebut.

Para pengunjung akan disuguhkan sejarah perjalanan Suku Simalungun dari masa ke masa. Terdapat begitu banyak peninggalan menarik mulai dari era kerajaan, seperti pingga pasu – piring yang dulunya digunakan khusus untuk raja, hingga beberapa peralatan sehari-hari untuk menangkap ikan seperti bubu dan taduh.

Meski punya peran begitu besar dalam pelestarian budaya suku Simalungun, museum ini tidak mendapat terlalu banyak perhatian dari pemerintah setempat. Karena ketiadaan anggaran bantuan pemerintah untuk operasional pengelola museum lingkungan di sekitarnua bisa dibilang kurang terawat.

Kondisi bangunan juga terlihat membutuhkan perawatan sehingga bagian atap dan patung-patung di sekitar halamannya terlihat berlumut.Padahal di dalamnya terdapat banyak koleksi benda-benda penting, seperti peninggalan era megalitik.

Namun demikian bukan berarti museum ini tak layak dikunjungi.Banyak pengetahuan yang didapat terutama menyangkut sejarah Simalungun jika berkunjung ke Museum Simalungun.

Meski kurang diperhatikan pemerintah, namun tidak bisa dipungkiri jejak tujuh Raja Simalungun dapat diikuti dari Museum Simalungun. Bagi wisatawan yang gemar traveling budaya dan ingin tahu lebih banyak soal kesenian dan tradisi masyarakat adat Simalungun tidak ada salahnya menjadikan Museum Simalungun sebagai destinasi untuk mendapatkan refrensi yang benar.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1721 seconds (0.1#10.140)