3 Mahasiswa Ini Ubah Limbah RPH Menjadi Listrik

Rabu, 19 Juni 2019 - 14:11 WIB
3 Mahasiswa Ini Ubah Limbah RPH Menjadi Listrik
Dari Kiri ke Kanan: Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016), Hendra Surawijaya (FKH 2016), dan Elfahra Casanza Amada (FKH 2017). Foto/Ist.
A A A
MALANG - Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai empat persen pertahunnya. Peningkatan ini akibat dari pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia.

Terjadinya krisis energi, masalah lingkungan, serta maraknya arus globalisasi memaksa manusia untuk mencari dan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif yang efisien, dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan.

Pemerintah sendiri menargetkan suplai listrik sebesar 100.000 MW pada 2025, dengan 23.000 MW di antaranya berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT. Hal inilah yang membuat pemerintah menargetkan pembangunan 2.000 MW listrik berbasis EBT setiap tahun.

Pengembangan energi listrik yang saat ini berkembang yaitu memanfaatkan sumber daya alam energi surya (solar cell), angin, panas, dan air. Namun pengembangan tersebut masih memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan pada rumah kaca, over heating, tergantung pada faktor cuaca dan harga yang relatif mahal.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang, memanfaatkan limbah air Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menghasilkan alternatif listrik yang dinamakan Slaughtering House Waste Water atau SHOWER.

Mereka adalah Hendra Surawijaya (FKH 2016), Elfahra Casanza Amada (FKH 2017), dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016) yang dibimbing dosen FKH UB Malang, Ani Setianingrum.

Kegiatan ini didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC).

"SHOWER merupakan inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah air RPH, dengan konsep bernama Agar Salt Bridge. Teknologi SHOWER diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungan RPH," ujar Hendra, yang merupakan ketua tim kegiatan ini.

Penggunaan air limbah RPH, membuat SHOWER bisa mengurangi pencemaran lingkungan sekitar. Air limbah RPH yang aromanya tidak sedap, ternyata bisa menjadi alternatif energi baru dan terbarukan.

Mekanisme kerja SHOWER menurut Hendra sangat mudah, yaitu air limbah RPH yang telah diambil pada daerah RPH ditampung ke dalam chamber penyimpanan. Pada chamber penyimpanan dicampur dengan Effective Microorganisme 4 (EM4) untuk menghilangkan bau pada air limbah.

"Air limbah yang sudah dicampur dengan EM4 dimasukkan ke dalam chamber kemudidan ditambahkan manitol salt agar dan garam elektrolit," terangnya.

Bakteri akan mengoksidasi substrat dan menghasilkan elektron dan proton pada anoda. Elektron ditransfer melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui separator membran manitol salt agar menuju katoda. Beda potensial elektron dan proton akan menghasilkan arus listrik.

"Energi listrik yang dihasilkan dari limbah air RPH dapat menjawab tantangan zero waste dan mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu, alat ini juga sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, efisien, murah, dan mudah digunakan," terangnya.

Berdasarkan kelebihan tersebut, dia mengkalim alat ini memiliki potensi yang luar biasa untuk mengatasi ketenagalistrikan dan ketahanan energi di Indonesia, sehingga mampu mewujudkan Sustainable Development Goals.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6958 seconds (0.1#10.140)