BPN Siapkan Saksi Mengejutkan, TKN: Omong Kosong!

Senin, 17 Juni 2019 - 09:33 WIB
BPN Siapkan Saksi Mengejutkan, TKN: Omong Kosong!
Aparat keamanan menjaga sidang perdana sengketa Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (17/6/2019). Foto/SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Mahkamah Kontitusi (MK) akan kembali menggelar sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019, pada Selasa, 17 Juni 2019, besok.

Sidang baru dilanjutkan besok karena untuk memberi kesempatan kepada termohon, Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyiapkan jawaban kembali setelah dalam persidangan sebelumnya pemohon, yakni pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan materi gugatan yang didominasi materi yang kedua atau di luar materi awal.

Menganggapi hal ini, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni menganggap sejak awal mendaftar di MK, tim hukum Prabowo-Sandi banyak melakukan narasi politik ketimbang argumen hukum. Termasuk klaim menyiapkan saksi yang mengejutkan dalam sidang nanti.

"BW (Ketua tim hukum Prabowo-Sandi,Bambang Widjojanto) misalkan mengatakan bahwa mereka dihalang-halangi menuju MK, padahal memang banyak ruas jalan yang ditutup karena kerusuhan Bawaslu akibat demonstrasi pendukung 02," kata Antoni kepada wartawan, Senin (17/6/2019).

Termasuk, kata pria yang biasa disapa Toni ini, sekarang mereka sedang membangun narasi bahwa mereka punya banyak saksi yang "wow" dan mengklaim keselamatannya terancam.

"Ini omong kosong saja. Kita hidup di negara demokratis. Hampir tidak ada penculikan, tindak kekerasan, intimidasi dan sebagainya seperti yang terjadi pada masa mertua Pak Prabowo memimpin negeri ini," tutur Toni.

Namun demikian, Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengaku pihaknya mendorong agar Lembaga Penjamin Saksi dan Korban (LPSK) menjalankan amanah konstitusional mereka untuk melindungi saksi saksi memang diperlukan, agar jangan sampai tim hukum 02 kembali membangun imaginasi bahwa LPSK tidak netral atau malah mendukung 01.

"Persepsi ini yang secara konsiten dari dulu dijual oleh BPN, Prabowo kalah karena dicurangi. Padahal memang kalah saja," tandasnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8935 seconds (0.1#10.140)