Kritik Sadiq Khan, Trump: London Butuh Wali Kota Baru

Minggu, 16 Juni 2019 - 14:45 WIB
Kritik Sadiq Khan, Trump: London Butuh Wali Kota Baru
Donald Trump sebut wali kota London sebaiknya diganti (Foto: AFP)
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengkritik Wali Kota London Sadiq Khan, dalam cuitan terbarunya, Sabtu (15/6/2019).

Dia me-retweet cuitan penulis Inggris yang juga tokoh anti-imigran, Katie Hopkins, yang berisi kasus penusukan terbaru terhadap beberapa orang di London.

"London membutuhkan wali kota yang baru secepatnya. Khan merupakan bencana, yang akan membuat situasi semakin buruk," kata Trump, dalam cuitan, seraya menyebut bahwa Khan merupakan aib bangsa yang bsa menghancurkan, seperti dilaporkan AFP, Minggu (16/6/2019).

Perseteruan keduanya bermula setelah Khan mengomentari kebijakan diskriminatif Trump yang melarang masuk imigran asal beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim.

Tak diterima dikritik, Trump menyebut Khan punya catatan buruk dalam menangani kasus terorisme di London serta mengidentikkan kasus kriminal di kota itu dengan banyaknya imigran yang masuk.

Trump meminta Khan untuk lebih fokus menangani kasus kriminal di London, ketimbang mengomentari kebijakannya.

Dalam perseturuan terbaru pada pekan lalu, Khan mengkritik pelayanan karpet merah bagi Trump saat berkunjung ke Inggris. Beberapa hari sebelum tiba di Inggris, Khan menyamakan Trump dengan para tokoh fasis yang berkuasa di Eropa pada era 1930-1940-an.

Trump pun merespons dengan menyebut Khan sebagai pecundang yang dingin. Pesawat kepresidenan Trump, Air Force One, pun tak mendarat di London dalam lawatannya selama 3 hari itu.

Khan merupakan wali kota London pertama yang beragama Islam. Dia lahir dari pasangan imigran asal Pakistan

Sementara itu, Hopkins, pendukung Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2016, dikenal punya catatan buruk dalam menilai para imigran dam muslim. Berbagai tuduhan Islamfobia pun diterimanya selama berkarier sebagai penulis.

Pada 2015, dia menyebut imigran sebagai kecoak hingga memicu kritikan dari mantan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, Zeid Ra'ad Al Husein. Zeid menyebut bahasa yang digunakan Hopkins itu sama dengan penulisan media Rwanda dan Nazi sebelum mereka terlibat kasus pembantaian etnis.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8626 seconds (0.1#10.140)