Diduga Salah Suntik di RSUD, Hermansyah Meninggal Dunia

Sabtu, 15 Juni 2019 - 12:32 WIB
Diduga Salah Suntik di RSUD, Hermansyah Meninggal Dunia
Seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun diduga menjadi korban malapraktik, Jumat (14/6/2019). Foto/SINDOnews/Ricky Robiansyah
A A A
KARIMUN - Hermansyah (45), pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani, Karimun, diduga menjadi korban malapraktik, Jumat (14/6/2019).

Akibat kejadian itu, pasien mengalami pembengkakan di kaki, sesak nafas dan berujung meninggal dunia. Kejadian bermula ketika Hermansyah memeriksakan dirinya ke rumah sakit atas keluhan demam yang dirasakannya. Dengan ditemani adiknya, kemudian Hermansyah pergi ke RSUD Muhammad Sani memeriksakan diri ke dokter.

"Pada awalnya adik saya itu demam biasa saja tadi pagi. Ia kemudian pergi ke RSUD ditemani adik nomor 2 untuk memeriksakan keadaannya," ujar Abang korban Edi Anwar ditemui di RSUD Muhammad Sani, Jumat (14/6/2019) malam.

Setibanya Hermansyah di RSUD Muhammad Sani, ia langsung mendapatkan penanganan oleh dokter. Dia kemudian diberikan suntikan dan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakitnya. Bukan merasakan kesembuhan pada tubuhnya, tidak lama pulang dari rumah sakit Hermansyah merasakan keanehan terjadi pada kakinya. Berselang beberapa jam, kaki Hermansyah membengkak disertai rasa sakit.

"Biasanya ke dokter itu harus diperiksa darah atau lainnya, namun di situ ia langsung disuntik dan diberikan obat. Dokter memang sempat meminta adik saya untuk rawat inap, namun ditolaknya karena dirasa masih baik dan bisa pulang. Tetapi tahu-tahunya pulang dari sana kakinya terasa sakit," katanya.

Karena merasa curiga dengan kondisi kakinya yang terlihat membengkak dan seperti melepuh. Pihak keluarga kemudian kembali membawa Hermansyah ke rumah sakit bermaksud untuk memeriksakan kondisinya. "Kalau efek demam tentunya tidak mungkin sampai kaki membengkak seperti itu, jadi saya bersama keluarga membawa kembali ke rumah sakit. Sampai di RSUD adik saya kembali disuntik, dan tidak lama kemudian merasa sesak nafas dan meninggal dunia," tutur Edi.

Rasa kecewa semakin dirasakan keluarga disebabkan kelalaian oleh RSUD. Dimana, ketika Hermansyah merasakan sesak nafas, tabung oksigen di ruang UGD tidak ada atau kosong. "Kita tambah kecewa karena tabung oksigen kosong, seharusnya UGD itu harus disiapkan tabung oksigen. Selama 15 menit tidak kunjung mendapatkan oksigen untuk membantu pernafasannya, adik saya sudah tidak ada," jelasnya.

Edi menceritakan, kondisi Hermansyah sebelum ke rumah sakit masih dalam keadaan baik dan hanya merasakan demam. Hermansyah juga sebelumnya tidak pernah merasakan sesak nafas, seperti yang terjadi sebelum dia meninggal. "Pertama kali, sebelumnya tidak pernah merasakan sesak nafas. Dia baik-baik saja tadi pagi, namun setelah disuntik menjadi seperti itu," katanya.

Pihak keluarga menilai ini merupakan kelalaian pihak rumah sakit dalam melayani pasien. Atas kelalaian tersebut, pihak keluarga akan menuntut pihak RSUD Muhammad Sani. Pihak keluarga ingin memberikan efek jera agar masyarakat tidak menjadi korban atas kelalaian diberikan rumah sakit.

"Kita akan visum dan tuntut rumah sakit ini, biar tahu ke depannya dan mereka bisa memberikan pelayanan ke masyarakat dengan baik. Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan visum, kita pihak keluarga tidak senang atas kejadian ini," tegasnya.

Pantauan KORAN SINDO Batam di Kamar Mayat RSUD Muhammad Sani, saat ini pihak keluarga dan tetangga korban terlihat berdatangan. Petugas kepolisian juga turut terlihat dan sedang melakukan visum terhadap korban. Dari data dihimpun, rencananya Polres Karimun akan mendatangkan tim forensik untuk melakukan otopsi terhadap korban.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9186 seconds (0.1#10.140)