Tokoh Pemuda Sumut Pertanyakan Aliran Dana Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19

MEDAN - Tokoh pemuda Sumatera Utara mempertanyakan aliran dana Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemrov Sumut dan Kota Medan.

Selain itu, keterbukaan data pasien ODP dan PDP maupun yang positif Covid -19 juga mereka persoalkan.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatra Utara, Samsir Pohan menyebutkan, dalam 13 hari kerja Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Medan telah menghabiskan dana senilai Rp36 miliar dalam penanganan wabah corona.

Dia menyebutkan tim mendapat aliran dana sebesar Rp100 miliar, namun kenyataanya di lapangan yang melakukan pembagian masker, handsanitizer, dan penyemprotan desifektan kebanyakan dari LSM dan Ormas.

Samsir mengatakan anggaran tersebut seharusnya transparan ke publik, jangan sampai aliran dana yang telah digelontorkan hasil uang rakyat dipergunakan tidak tepat sasaran.

Padahal menurutnya dengan aliran dana sangat besar dapat sedikit membantu meringankan beban yang dirasakan masyarakat kecil yang ada di Kota Medan akibat imbas corona menurunkan pendapatan warga.

Sementara itu Muhammad Alwi Silalahi selaku Ketua Badko HMI Sumut juga mempertanyakan aliran dana Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Pemprov Sumut maupun kegiatan penangan data Covid-19 secara terbuka karena saat ini pihak Pemrov Sumut diduga belum maksimal.

“Seperti penggunaan desinfektan dilakukan di ruas jalan yang disiram oleh desinfektan karena tidak ada orang yang memegang ruas jalan. Seharusnya tempat– tempat umum yang banyak keramaian orang yang harusnya diberi desinfektan. Seperti tempat ibadah, pasar, kelurahan dan desa yang banyak dikunjungi orang,” kata dia.

Tak hanya itu masalah rapid test seharusnya bukan hanya untuk pejabat saja, tapi untuk masyarakat juga agar tahu ada berapa sebenarnya yang terpapar Covid 19. “Serta keterbukaan data dari pemerintah mengenai pasien Covid 19 di Sumatra Utara,” sebutnya.