Bandara Soekarno-Hatta Menjadi Salah Satu Merek Termahal di Indonesia

Kamis, 13 Juni 2019 - 11:52 WIB
Bandara Soekarno-Hatta Menjadi Salah Satu Merek Termahal di Indonesia
Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi salah satu merek termahal 2019 di Indonesia versi Brand Finance. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menjadi salah satu merek paling mahal di Indonesia.

Penilaian itu berdasarkan kajian konsultan independen asal Inggris, Brand Finance yang bekerja sama dengan majalah SWA, valuasi merek (brand value) dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai USD72 juta.

Dengan brand value itu, Soekarno-Hatta bercokol di posisi 71 dari daftar Top 100 Indonesia Most Valuable Brands 2019. Pencapaian ini merupakan yang pertama kali, menjadikan Soekarno-Hatta sebagai pendatang baru di dalam daftar tersebut. Bahkan, Soekarno-Hatta menjadi satu-satunya bandara yang mampu menjadi merek paling mahal.

Metodologi yang digunakan oleh Brand Finance dalam menentukan brand value mencakup sejumlah proses yakni menghitung Brand Strength Index (BSI), Brand Royalty Rate dan Brand Revenues, hingga akhirnya didapat Brand Value dari suatu merek.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan kesuksesan Soekarno-Hatta berada di dalam jajaran merek paling mahal untuk pertama kalinya merupakan hasil dari transformasi yang tengah dijalankan perusahaan. Transformasi tersebut berujung pada meningkatnya pelayanan ke standar tertinggi dan berdampak pada terbentuknya loyalitas pelanggan serta meningkatnya pendapatan.

"Ada 3 transformasi yang sedang kami lakukan, yaitu business & portfolio transformation, infrastructure & operation system transformation, dan human capital transformation. Transformasi tersebut untuk mencapai tujuan yakni menjadikan Soekarno-Hatta sebagai the best smart connected airport in the region," ujar Awalludin di Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Dia mengatakan AP II juga melakukan pembangunan masif di Soekarno-Hatta seperti terminal, runway, dan stasiun kereta di mana hal ini termasuk dalam hard infrastructure. "Di sisi lain, kami mengimbangi pembangunan itu itu dengan mengembangkan soft infrastructure yakni ekosistem digital," tambahnya.

Perpaduan antara pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure ini menurutnya mampu membuat Soekarno-Hatta mempertahankan standar tinggi dalam melayani 60-70 juta penumpang pesawat per tahun. "Digitalisasi di Soekarno-Hatta sangat penting karena Soekarno-Hatta tidak bisa dikelola dengan cara-cara tradisional lagi. Lewat digitalisasi kami mampu melayani 60-70 juta penumpang meskipun kapasitas terminal baru sekitar 50 juta penumpang," jelas Muhammad Awaluddin.

Soekarno-Hatta saat ini beroperasi dengan tiga terminal yakni Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. Titik balik Soekarno-Hatta tentu saja adalah beroperasinya Terminal 3 pada 2016. Terminal berkapasitas 25 juta penumpang per tahun itu mampu membantu Terminal 1 dan 2 untuk mengurai kepadatan lalu lintas penumpang.

Sekarang, Terminal 3 bahkan menjadi referensi di Indonesia bagaimana seharusnya terminal penumpang pesawat beroperasi secara efektif dan efisien dengan standar pelayanan tinggi.

Soekarno-Hatta sejak 2017 juga telah dilengkapi dengan Skytrain sebagai moda transportasi antarterminal, sangat berbeda jauh dibandingkan dengan sebelumnya hanya mengandalkan shuttle bus. Kemudian, kereta bandara juga mulai melayani calon penumpang sejak awal 2018 dengan rute dari Stasiun Bekasi, BNI City, Duri, Batu Ceper ke Soekarno-Hatta.

Berbagai infrastruktur pelayanan digital juga bisa dinikmati di Soekarno-Hatta mulai dari wifi berkecepatan tinggi (wi-shock), iMATE Lounge (i-Millennial Airport Travel Experience Lounge), tempat bermain e-sport, hingga personil yang dilengkapi dengan gadget (Digital Officer with Digital Device).

Pengembangan digital juga mencakup dirilisnya aplikasi untuk iOS dan Android guna memudahkan traveler mendapatkan pelayanan sebelum, saat, dan sesudah penerbangan. Ke depannya, kata dia, pelayanan juga akan lebih meningkat dari sisi operasional dengan adanya runway ketiga dan east cross taxiway.

Pihaknya juga tengah bersiap membangun Terminal 4, sebelum nantinya akan dilakukan pembangunan Soekarno-Hatta II. Berbagai pengembangan yang diawali dari transformasi itulah yang menurutnya pada akhirnya membawa Soekarno-Hatta sebagai salah satu merek paling mahal di Indonesia pada 2019.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6287 seconds (0.1#10.140)