Pasangan Lesbi Menolak Perintah Berciuman Babak Belur Dihajar 5 Begundal

Minggu, 09 Juni 2019 - 06:10 WIB
Pasangan Lesbi Menolak Perintah Berciuman Babak Belur Dihajar 5 Begundal
Melania Geymonat, 28, asal Uruguay, dan kekasih perempuannya Chris, asal Amerika Serikat, dihajar saat naik bus di London. Foto/Melania Geymonat/BBC
A A A
LONDON - Sebanyak 5 pria ditangkap polisi di London, Inggris, atas tuduhan terlibat pemukulan brutal terhadap pasangan lesbian di sebuah bus.

Pasangan kekasih sesama jenis tersebut dihajar setelah menolak dipaksa berciuman untuk hiburan orang-orang di dalam bus.

Perempuan bernama Melania Geymonat, 28, asal Uruguay, dan kekasih perempuannya; Chris, asal Amerika Serikat naik bus malam ke Camden, London utara, pada 30 Mei. Dalam perjalanan tersebut, sekelompok pria mulai membuat komentar cabul dan meminta mereka untuk berciuman.

Kedua perempuan itu menolak permintaan mereka dan akhirnya ditinju secara brutal sebelum para penyerang melarikan diri dari bus.

Empat pria berusia 15 hingga 18 tahun telah ditangkap terlebih dahulu atas tuduhan melakukan perampokan dan menganiaya fisik secara parah terhadap kedua korban.

Mereka ditahan secara terpisah di kantor polisi London untuk diinterogasi. Penyelidik mengatakan tersangka kelima berusia 16 tahun menyusul telah ditahan atas tuduhan perampokan.

Dalam sebuah posting di Facebook, Geymonat, yang tinggal di Bishop's Stortford di Essex, mengatakan dia dan pasangannya sedang duduk di geladak atas bus tingkat dua dan tampaknya tidak banyak orang di sekitar ketika serangan itu terjadi.

"Kita pasti berciuman atau semacamnya karena orang-orang ini mengejar kita," katanya.

"Mereka mulai bertingkah seperti penjahat, menuntut agar kami berciuman agar mereka bisa menikmati tontonan, menyebut kami 'lesbian' dan menggambarkan posisi seksual," lanjut dia.

"Dalam upaya untuk menenangkan, saya mulai membuat lelucon. Saya pikir ini mungkin membuat mereka pergi."

"Chris bahkan berpura-pura dia sakit, tetapi mereka terus melecehkan kami, melempar kami koin dan menjadi lebih antusias tentang hal itu," paparnya, seperti dikutip Sky News, Sabtu (8/6/2019).

Geymonat mengatakan kekasihnya berhadapan dengan seorang pria dan tiga pria lainnya mulai memukulinya.

Setelah mencoba mengintervensi, Geymonat mengatakan dia juga dipukul. "Saya pusing saat melihat darah saya dan jatuh lagi. Saya tidak ingat apakah saya kehilangan kesadaran atau tidak," katanya.

"Tiba-tiba bus berhenti, polisi ada di sana dan saya berdarah di mana-mana," imbuh dia.

Kedua perempuan itu menderita cedera wajah dan dibawa ke rumah sakit. Geymonat menambahkan bahwa dia kemungkinan mengalami patah hidung akibat diserang.

Para penyerang juga merampas ponsel dan tas dari kedua korban. Geymonat mengatakan salah satu pria berbicara dalam bahasa Spanyol dan yang lain memiliki aksen Inggris.

Perdana Menteri Theresa May menyebut insiden itu sebagai "serangan memuakkan" dan mengatakan bahwa pikirannya saat ini bersama pasangan itu.

"Tidak seorang pun harus menyembunyikan siapa mereka atau siapa yang mereka cintai dan kita harus bekerja sama untuk memberantas kekerasan yang tidak dapat diterima terhadap komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender)," kata May.

Wali Kota London Sadiq Khan menggambarkan insiden itu sebagai "serangan menjijikkan dan misoginis". Dia mengatakan kejahatan rasial terhadap komunitas LGBT tidak akan ditoleransi di London.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0674 seconds (0.1#10.140)