SBY- Ani Menikah Bersama Kedua Saudarinya Jadi Kenangan Mendalam

Sabtu, 01 Juni 2019 - 21:47 WIB
SBY- Ani Menikah Bersama Kedua Saudarinya Jadi Kenangan Mendalam
Ani Yudhoyono. ©Kepak Sayap Putri Prajurit
A A A
ADA kisah yang manarik dari perjalanan rumah tangga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono.

Saat mereka akan melangsungkan pernikahan pada 29 Juli 1976. Ketika itu, bukan saja kedua mempelai yang akan menikah, ternyata dua saudari Ani Yudhoyono juga dinikahkan berbarengan.

Kedua saudara Ani yakni Wrahasti Cendrawasih (Titiek) dan Mastuti Rahayu (Tuti). Kisah ini dituliskan oleh Ani Yudhoyono dalam buku berjudul 'Kepak Sayap Putri Prajurit'. Di buku itu, Ani menceritakan kisahnya menikah bersama tiga saudaranya.

Pembicaraan itu dimulai saat dia bersama ayah dan ibunya baru saja kembali dari Seoul, Korea Selatan.

"Begini anak-anakku, kalian bertiga sudah cukup umur untuk menikah. Papi juga tahu kalian sudah punya kekasih yang baik untuk dijadikan suami. Jadi, kenapa tidak diresmikan saja bertiga sekaligus," kata ayah Ani, Sarwo Edhie Wibowo kala itu.

Mendengar itu, dia dan dua saudaranya terkejut. Maklum, selain kakak pertamanya Wijiasih Cahyasasi, mereka belum menikah dan tengah menjalin kasih dengan pemuda yang sama-sama anggota TNI. Meski demikian, ketiganya mengangguk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Dalam pertemuan itu, Sarwo Edhie beralasan, pernikahan tersebut dilakukan bersamaan agar ayahnya tidak perlu repot izin cuti demi menikahkan ketiga putrinya. Alasan lainnya, sang ayah tidak mau adik-adiknya menikah dengan melangkahi kakaknya sendiri.

"Lucunya, saat itu kami sama-sama mengangguk setuju tanpa pikiran berat sama sekali. Kami sederhana saja, apa yang dikatakan Papi memang benar," ungkap Ani dalam bukunya.

Melihat ketiga putrinya sepakat, sebelum kembali bertugas sebagai duta besar di Seoul, Sarwo Edhie menyempatkan diri membentuk panitia keluarga, tugasnya tak lain untuk menyiapkan pesta pernikahan.

Kesibukan juga dialami Ani, Titiek dan Tuti dengan menyiapkan kebutuhan pernak-pernik pernikahan, termasuk menghias kamar pengantin mereka pada pertengahan Juli 1976. Dari perburuannya, Ani menyadari memiliki kesamaan dengan dua saudaranya itu, yakni menyukai warna hijau.
SBY- Ani Menikah Bersama Kedua Saudarinya Jadi Kenangan Mendalam


Jelang hari pernikahan, salah satu keraguan sempat muncul dari salah satu kerabat keluarga ayah Ani. Mereka khawatir atas kepercayaan budaya Jawa, menyebut pernikahan bersama akan menghasilkan pengaruh buruk di dalam keluarga.

"Pak Sarwo, setahu kami hanya Sultan saja yang berani menikahkan anak sampai tiga orang sekaligus. Apa Pak Sarwo tidak takut pernikahan bersama ini akan mendatangkan dampak-dampak yang buruk bagi anak-anak nanti? Kalaupun tetap ingin dilaksanakan, sebaiknya dilakukan dulu syarat-syaratnya menurut budaya Jawa," ungkap kerabat tersebut.

Menanggapi itu, Sarwo Edhie sadar. Tanpa berpikir terlalu lama, dia bersama istrinya langsung menyiapkan tiga buah tumpeng sebagai penolak bala. Penyusunannya pun tidak boleh sembarangan, tumpeng yang diberikan untuk Ani berbeda dengan dua saudaranya.

Pernikahan pun berlangsung mulai 29 Juli 1976. Prosesi pernikahan berlangsung selama tiga hari, dimulai acara siraman di hari pertama, berlanjut akad nikah dan upacara adat Jawa. Kemudian ditutup dengan resepsi pada 30 Juli di Bali Room Hotel Indonesia, Jakarta.

Resepsi pernikahannya pun sangat heboh, bagaimana tidak, empat keluarga besar datang bersamaan. Mereka saling bertegur sapa. Tamu terbanyak berasal dari keluarga Hadi, suami Tuti, disusul rombongan dari Muntilan, mempelai Titiek. Sedangkan SBY, jumlahnya paling sedikit.

Pernikahan ini pun menimbulkan tawa geli sejumlah tamu yang hadir. Sebab, tiga pengantin duduk bersama di atas pelaminan.

Diawali oleh Sarwo Edhie serta istri sebagai ayah dari tiga mempelai ketiga putrinya, kemudian di sebelahnya Titiek, Erwin dan orang tuanya. Kemudian Ani, SBY serta orang tuanya dari Pacitan, terakhir Tuti dan Hadi bersama orang tuanya.

"Malam itu benar-benar malam penuh cerita. Rasa haru, bahagia berbaur menjadi satu. Menyaksikan orang tua tertawa lebar di antara para tamu yang terlihat ceria mendatangkan rasa haru tiada tara di hatiku. Jemariku menggenggam erat lengan SBY. Mataku memandang sosok tinggi gagah di sampingku. Sekarang, aku telah menjadi istrinya. Aku sangat bahagia," tutupnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9363 seconds (0.1#10.140)