2 Anak Pemakan Sabun Dievakuasi ke Panti Asuhan, Sekda Tapsel: Mereka Didampingi Psikolog
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Dua anak yang mengkonsumsi sabun di Kabupaten Tapanuli Selatan dievakuasi pemerintah setempat ke panti asuhan.
Hal ini bertujuan supaya kedua anak mendapat perhatian khusus dan tidak mengulangi perbuatannya memakan sabun.
Novri yang berusia 9 tahun dan Andika yang berusia 4 tahun adalah dua anak yang gemar mengkonsumsi memakan sabun. Kini dievakuasi ke panti asuhan. (Baca juga: Bocah Pemakan Sabun di Tapsel Dijamin Pendidikan dan Kesehatan)
Keduanya adalah warga Desa Muaratais 2, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pemerintah setempat juga turut membawa saudari kedua anak ini yakni Juliani yang berusia tujuh tahun.
Camat Angkola Muaratais, Fadhil mengatakan, evakuasi ini dilakukan pihaknya supaya ketiga anak korban perceraian ini mendapat kesejahteraan sosial. (Baca juga: Andika, Bocah Pemakan Sabun Dirawat Jalan)
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Tapsel, Parulian Nasution mengatakan, pemerintah melalui Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan berusaha memulihkan mental Andika dan dua kakaknya, yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Caranya, kata Sekda, pemerintah akan menyediakan psikolog yang akan membina mental anak anak itu.
Tak dipungkiri, kondisi saat ini yang dialami mereka akan berpengaruh terhadap perkembangan mental, karena mereka masih anak-anak."Nanti, psikolog yang sudah disediakan akan terus melakukan bimbingan," tuturnya, Selasa (25/2/2020).
Mantan aktivis mahasiswa itu juga mengatakan, khusus untuk kakak Andika yang saat ini SD, Dinas Pendidikan setempat juga sedang melakukan pendekatan khusus. Ini agar keduanya tidak merasa minder ketika menjalani proses belajar menjar."Guru-guru di sekolah itu juga diminta agar memberikan perhatian khusus," tandasnya.
Hal ini bertujuan supaya kedua anak mendapat perhatian khusus dan tidak mengulangi perbuatannya memakan sabun.
Novri yang berusia 9 tahun dan Andika yang berusia 4 tahun adalah dua anak yang gemar mengkonsumsi memakan sabun. Kini dievakuasi ke panti asuhan. (Baca juga: Bocah Pemakan Sabun di Tapsel Dijamin Pendidikan dan Kesehatan)
Keduanya adalah warga Desa Muaratais 2, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pemerintah setempat juga turut membawa saudari kedua anak ini yakni Juliani yang berusia tujuh tahun.
Camat Angkola Muaratais, Fadhil mengatakan, evakuasi ini dilakukan pihaknya supaya ketiga anak korban perceraian ini mendapat kesejahteraan sosial. (Baca juga: Andika, Bocah Pemakan Sabun Dirawat Jalan)
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Tapsel, Parulian Nasution mengatakan, pemerintah melalui Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan berusaha memulihkan mental Andika dan dua kakaknya, yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Caranya, kata Sekda, pemerintah akan menyediakan psikolog yang akan membina mental anak anak itu.
Tak dipungkiri, kondisi saat ini yang dialami mereka akan berpengaruh terhadap perkembangan mental, karena mereka masih anak-anak."Nanti, psikolog yang sudah disediakan akan terus melakukan bimbingan," tuturnya, Selasa (25/2/2020).
Mantan aktivis mahasiswa itu juga mengatakan, khusus untuk kakak Andika yang saat ini SD, Dinas Pendidikan setempat juga sedang melakukan pendekatan khusus. Ini agar keduanya tidak merasa minder ketika menjalani proses belajar menjar."Guru-guru di sekolah itu juga diminta agar memberikan perhatian khusus," tandasnya.
(vhs)