Bahas Harun Masiku di DPR, Yasonna Ngeles Ngaku Apes

Senin, 24 Februari 2020 - 21:27 WIB
Bahas Harun Masiku di DPR, Yasonna Ngeles Ngaku Apes
Rapat Komisi III DPR dengan Kementerian Hukum dan HAM, Senin (24/2/2020). Foto/SINDOnews/Rico Afrido Simanjuntak
A A A
JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengaku mengalami apes terkait kasus kesimpangsiuran informasi kepulangan tersangka suap Harun Masiku. Dia pun menilai peristiwa itu sangat memalukan.

"Ini betul-betul apes, apes besar. Dan sangat memalukan, buat pertama kalinya," ujar Yasonna Laoly dalam rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Dia pun mengakui membentuk tim pencari fakta kepulangan Harun Masiku, tersangka kasus dugaan suap terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Tim tersebut, kata dia, terdiri dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dan Cyber Crime Mabes Polri.

Dia mengaku tidak pernah ikut rapat tim yang disebutnya independen itu. "Saya minta mereka meneliti sampai dalam, karena itu berguna buat kami untuk melihat sebetulnya di mana persoalan barang ini," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Lebih lanjut Yasonna mengatakan, hasil tim gabungan itu menyimpulkan bahwa terjadi ketidaksinkronan data pada aplikasi perlintasan keimigrasian dalam sistem informasi manajamen keimigrasian (SIMKIM) pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi di Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Jadi mereka berangkat tanggal 6 itu sudah terdeteksi di data di Terminal 3 itu bisa langsung masuk ke servel lokal, masuk ke Ditjen Imigrasi. Tetapi pada waktu tanggal Desember terjadi pelatihan-pelatihan staf-staf keimigrasian kita oleh trainer-trainer vendor untuk perbaikan sistem di Terminal 2F, upgrading sistem di 2F," ujarnya.

Sementara, perbaikan sistem di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, kata dia, sudah selesai saat itu. "Dan, kemudian ternyata memang data Harun Masiku itu diterima masuk tetapi di PC, di counter PC di data di sini. Dari PC ke server lokal tidak terkonek. Kalau sudah masuk server lokal dia otomatis masuk ke server lokal itu adalah server yang di bandara yang gede langsung nanti masuk ke Pusdatin," katanya.

Selain Harun Masiku, Imigrasi juga kecolongan 120 ribu data lain. "Sesudah kejadian yang tersebut, kami mulai meminta tim gabungan bekerja dan ternyata dari tanggal 23 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020 terdapat 120.661 data hanya terekam di server masing-masing PC yang ada di sana," imbuhnya.

Dia mengatakan, data tersebut tidak terkoneksi ke server lokal. "Setelah dilakukan perbaikkan konfigurasinya, URL pada tanggal 10 Januari terkait kedatangan Masiku, baru terkirim secara perlahan data itu secara lengkap 19 Januari pukul 22.06 WIB karena diperlukan krosesi data," ungkapnya.

Dia pun mengaku langsung meminta Plt Dirjen Imigrasi Jhoni Ginting untuk meminta penjelasan pihak imigrasi mengapa data server sempat terkendala. "Makanya saya katakan kemarin dengan plh dirjen pastikan panggil mereka, saya minta pertanggungjawaban mereka membayar berapa ini barang sampai 120 ribuan terkendala," pungkasnya.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.9998 seconds (0.1#10.140)