Wabah Corona Covid-19 Sudah Membunuh 1.868 Orang

Selasa, 18 Februari 2020 - 07:59 WIB
Wabah Corona Covid-19 Sudah Membunuh 1.868 Orang
Seorang staf medis di China merawat pasien virus Corona baru, Covid-19. Foto/China Daily via REUTERS
A A A
BEIJING - Virus Corona terus memakan korban meninggal dunia. Korban meninggal secara global akibat wabah virus Corona baru, Covid-19, sudah mencapai 1.868 orang pada Selasa (18/2/2020). Dari jumlah itu, 1.863 kematian terjadi di China.

Lima kematian lainnya terjadi di Jepang, Hong Kong, Taiwan, Filipina dan Prancis. Jumlah kasus atau orang yang terinfeksi Covid-19 secara global mencapai 73.259. Dari jumlah itu, 72.363 kasus terjadi di China.

Mengutip situs pelaporan online worldmeters.info, jumlah pasien yang sembuh secara global juga bertambah menjadi 12.615 orang, termasuk 12.455 orang di China.

China terus berjuang keras memerangi wabah penyakit yang sudah menyebar ke 29 negara tersebut. Para dokter di Shanghai telah menggunakan infus plasma darah dari orang-orang yang telah sembuh dari Coronavirus untuk mengobati mereka yang masih berjuang melawan infeksi.

Seorang ahli darurat top di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan menggunakan plasma konvalesen adalah pendekatan yang "sangat valid" untuk menguji, tetapi penting untuk mendapatkan waktu yang tepat untuk memaksimalkan peningkatan imunitas pasien.

Lu Hongzhou, profesor di Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, mengatakan bahwa 184 pasien yang terinfeksi masih dirawat di rumah sakit, termasuk 166 kasus infeksi ringan, sementara 18 dalam kondisi serius dan kritis.

Dia mengatakan rumah sakit telah mendirikan klinik khusus untuk memberikan terapi plasma dan sedang memilih pasien yang bersedia menyumbang. Darah akan disaring untuk memeriksa apakah dia memiliki penyakit lain seperti hepatitis B atau C.

"Kami yakin metode ini bisa sangat efektif pada pasien kami," katanya, seperti dikutip Reuters.

Tidak ada perawatan atau vaksin berlisensi penuh terhadap virus Corona baru, dan proses pengembangan dan pengujian obat-obatan dapat memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

"Plasma konvalesen telah terbukti efektif dan menyelamatkan jiwa terhadap penyakit menular lainnya, termasuk rabies dan difteri," kata Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan kesehatan WHO, kepada wartawan di Jenewa.

"Ini area yang sangat penting untuk dikejar," ujar Ryan. "Karena apa yang globulin hyperimmune lakukan adalah mengonsentrasikan antibodi pada pasien yang pulih. Anda pada dasarnya memberi sistem kekebalan korban baru dorongan antibodi agar mudah-mudahan mendapatkannya melalui fase yang sangat sulit."

"Jadi itu harus diberikan pada waktu yang tepat, karena itu menghapus virus dalam sistem, dan itu hanya memberi sistem kekebalan pasien yang baru dorongan vital pada saat dibutuhkan. Tetapi itu harus diatur dengan hati-hati dan tidak selalu sukses," ujarnya.

"Jadi ini adalah bidang penemuan yang sangat penting, dan saya percaya mereka sedang memulai uji coba di China. Tetapi itu adalah cara yang sangat valid untuk mengeksplorasi terapi, terutama ketika kita tidak memiliki vaksin dan kita tidak memiliki antivirus khusus," imbuh dia.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1258 seconds (0.1#10.140)