Larangan Jokowi ke Kediri, Politikus Demokrat Sebut 'Takhayul'

Senin, 17 Februari 2020 - 17:06 WIB
Larangan Jokowi ke Kediri, Politikus Demokrat Sebut Takhayul
Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean. Foto/SINDOnews/Rico Afrido Simanjuntak
A A A
JAKARTA - Pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung menuai polemik. Pernyataan Pramono tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan untuk tidak berkunjung ke Kediri, Jawa Timur karena takut dilengserkan menuai kontroversi.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan itu menyedihkan. Dia tidak habis pikir Pramono Anung percaya pendapat yang disebutnya sebagai takhayul itu.

"Sungguh menyedihkan dan sekaligus memalukan," ujar Ferdinand kepada SINDOnews, Senin (17/2/2020).

Ferdinand juga heran jika Presiden Joko Widodo juga memercayai takhayul itu. Padahal seingatnya, Jokowi pernah berpidato yang isinya mempertanyakan orang-orang yang percaya takhayul. "Ternyata sekarang kita mengetahui bahwa beliau juga percaya takhayul," ujarnya.

Dia menduga ketakutan datang ke Kediri lebih didasari kondisi kekuasaan yang sedang tidak aman, tidak nyaman atau adanya gangguan.

Ferdinand membandingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjabat presiden sudah dua kali mengunjungi Kediri.

"Tapi tidak terjadi apa-apa. SBY berhasil sukses mengakiri jabatannya secara gemilang dan berprestasi. Itu karena SBY bekerja baik dan dicintai rakyatnya. Entahlah yang sekarang, mungkin takut karena tidak dicintai rakyat lagi sehingga dihantui takhayul bisa lengser," tuturnya.

Polemik tentang Jokowi yang disarankan tidak ke kediri mencuat dari pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung saaat kunjungan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Sabtu 15 Februari 2020.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan dirinya termasuk salah satu orang yang mengutarakan saran itu "Pak Kiai, terus terang saya termasuk yang menyarankan Pak Presiden tidak ke Kediri. Saya yang menyarankan," kata Pramono dalam sambutan di Ponpes Lirboyo Kota Kediri.

Pramono khawatir kedatangan Jokowi ke Kediri akan mempengaruhi kelangsungan kekuasaan (Presiden) yang diembannya.

Pramono mengingatkan pada peristiwa Gus Dur (lengser) yang terjadi sepulang dari kunjungan ke Lirboyo, Kota Kediri.

"Karena saya masih ingat, ini mau percaya atau enggak. Gus Dur kondur (pulang) dari Lirboyo tidak begitu lama gonjang ganjing di Jakarta," kata Pramono.

Namun hal itu bagi Pramono tidak jadi masalah karena Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin bisa menggantikanya. "Tapi kalau Pak Wapres biasanya gak papa," kata dia.

Pramono mengakui yang pertama kali menginisiasi rencana pembangunan bandara baru di Kediri.Dia berharap pembangunan bandara yang ground breakingnya (peletakan batu pertama) direncanakan April 2020, bisa segera berjalan. Sisa pembebasan lahan yang tinggal sedikit bisa segera tuntas.

"Saya yang menginisiasi rencana awal pembangunan bandara baru. Mumpung ada di dalam pemerintahan dan kebetulan disambut Pak Menteri Perhubungan," kata dia.

Menurut Pramono Anung, kepada dirinya menteri Perhubungan mengatakan, jika pembangunan bandara Kediri bisa dimulai tahun ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2022.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6243 seconds (0.1#10.140)