Putin Dipuji Sekaligus Dicaci, Melarang Pernikahan Gay

Senin, 17 Februari 2020 - 13:32 WIB
Putin Dipuji Sekaligus Dicaci, Melarang Pernikahan Gay
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota kelompok kerja tentang proposal amandemen Konstitusi Rusia, Kamis (13/2/2020). Foto/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
A A A
MOSKOW - Kebijakan tegas Presiden Vladimir Vladimirovich Putin yang melarang pernikahan gay di Rusia memicu reaksi beragam. Sebagian pihak memuji keputusannya yang mempertahankan nilai-nilai tradisional, namun sebagian lagi dari kelompok pro-lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) mencacinya dengan menganggap cara berpikir sang presiden sudah usang.

Putin pada pekan lalu menegaskan bahwa selama dia berkuasa tidak akan pernah terjadi pernikahan gay atau pernikahan sesama jenis lainnya. "Sejauh (gagasan) 'orangtua nomor 1' dan 'orangtua nomor 2' berjalan, saya sudah berbicara di depan umum tentang ini dan saya akan mengulanginya lagi; selama saya presiden itu tidak akan terjadi. (Yang) ada Ayah dan Ibu," kata Putin.

Masalah hak-hak gay dan nilai-nilai keluarga di Rusia telah menjadi sorotan lagi minggu ini, setelah Presiden Putin mengadakan pertemuan tentang amandemen konstitusi yang akan datang, di mana ia diberitahu tentang seruan untuk mengabadikan status keluarga sebagai "sebuah persatuan antara seorang pria dan seorang wanita" dalam konstitusi Rusia.

Karena saat ini tidak ada ketentuan mengenai masalah tersebut dalam konstitusi Rusia, Putin menunjukkan persatuan antara pria dan wanita disebut perkawinan, dan bahwa itu sedikit berbeda dengan definisi keluarga. Dia disarankan untuk mempertimbangkan dengan hati-hati susunan kata dalam definisi tersebut.

Ketegasan Putin yang "mengharamkan" pernikahan sesama jenis di Rusia telah membangkitkan tanggapan beragam di Barat, di mana beberapa media mengklaim bahwa Putin mengambil sikap menentang pernikahan gay.

Kemenangan Nilai Tradisional
Sikap presiden Rusia—sudah bisa ditebak—disambut dengan sorak-sorai dan persetujuan dari para pendukung nilai-nilai tradisional dan orang-orang yang berpandangan suram tentang apa yang disebut sebagai kebenaran politik.

Mantan manajer kampanye Partai Brexit Skotlandia, Mitch William berargumen; "Terminologi yang benar secara politis merugikan tradisi negara mana pun."

Dia menggambarkan sikap Putin sebagai hal yang mengagumkan, ia juga menyarankan para pemimpin Barat untuk mencontoh Putin.

Sentimennya digaungkan oleh kolumnis Inggris Katie Hopkins. "Sudah lama menunggu seseorang dengan kepemimpinan yang kuat untuk menjadi sangat jelas tentang masalah ini," katanya.

"Kami melihat ini merayap di Amerika Serikat (AS), AS mengubah bentuk itu, saya pikir, pada tahun 2011. Jadi mereka melepas istilah Ibu dan Ayah dan menempatkan 'orangtua nomor satu' dan 'orangtua nomor dua'. Tapi saya pikir ketika kita melihat kepemimpinan yang berani, kita melihat kesediaan ini untuk menjadi jelas," papar Hopkins, seperti dikutip Sputniknews, Senin (17/2/2020).

Polisi Inggris yang juga mantan anggota Parlemen Eropa, Nick Griffin, mengatakan bahwa bagi Putin menentang lobi LGBTQ dan dogma globalisme anti-nasional pada saat yang sama tidak lain dari tindakan keberanian politik. Dia menambahkan bahwa usulan kepala negara Rusia adalah wujud akal sehat.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9901 seconds (0.1#10.140)