Kelompok Sayap Kanan Jerman Ditangkap, Rencanakan Pembantaian Jamaah Masjid

Senin, 17 Februari 2020 - 10:03 WIB
Kelompok Sayap Kanan Jerman Ditangkap, Rencanakan Pembantaian Jamaah Masjid
Masjid Sehitlik di Berlin, Jerman. Foto/REUTERS/Fabrizio Bensch
A A A
BERLIN - Para anggota kelompok sayap kanan yang ditangkap di Jerman merencanakan pembantaian skala besar terhadap jamaah sejumlah masjid di negara tersebut. Serangan yang mereka rencanakan meniru penembakan massal di dua masjid di Christcurch, Selandia Baru, tahun lalu.

Ada 12 orang dari kelompok sayap kanan yang ditangkap polisi Jerman pekan lalu. Penangkapan itu sebagai bagian dari investigasi anti-terorisme besar-besaran.

Beberapa anggota kelompok itu telah mendirikan organisasi teroris. Ironisnya, seorang perwira polisi menjadi salah satu dari 12 orang yang ditangkap. Mereka sudah ditahan polisi federal sejak Jumat pekan lalu.

Rencana pembantaian jamaah masjid itu diungkap majalah Der Spiegel dan surat kabar Bild, Senin (17/2/2020). Kelompok sayap kanan, menurut laporan tersebut, ingin menyerang tempat-tempat ibadah Muslim selama salat berlangsung.

Mereka berencana untuk meniru serangan di Christchurch di Selandia Baru di mana 51 jamaah dibantai di dua masjid oleh pria Australia dengan senjata semi-otomatis.

Tersangka pemimpin kelompok sayap kanan, yang diketahui oleh pihak berwenang dan telah diobservasi, telah merinci rencananya pada pertemuan yang diselenggarakan dengan kaki tangannya pekan lalu.

Menurut laporan kedua media tersebut, penyelidik polisi mengetahui tentang rencana pembantaian itu dari seseorang yang telah menyusup ke dalam kelompok.

Penyelidik meluncurkan penggerebekan untuk menentukan apakah para tersangka sudah memiliki senjata atau persediaan lain yang dapat digunakan dalam serangan.

Pihak berwenang Jerman telah mengalihkan perhatian pada adegan ekstrem kanan bawah tanah negara itu sejak pembunuhan politisi lokal konservatif Walter Luebcke Juni lalu dan serangan bulan Oktober terhadap sebuah sinagoga di kota Halle
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3756 seconds (0.1#10.140)