Ketum PBNU: Skandal Jiwasraya-Asabri Bukti Buruknya Pengelolaan Asuransi

Jum'at, 31 Januari 2020 - 21:48 WIB
Ketum PBNU: Skandal Jiwasraya-Asabri Bukti Buruknya Pengelolaan Asuransi
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menghadiri peringatan Harlah ke-94 NU di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020). Foto/SINDOnews/abdul rochim
A A A
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyoroti kasus Jiwasraya, Bumi Putera, dan Asabri

Disebutkan, kasus gagal bayar beberapa perusahaan asuransi seperti Jiwasraya, Bumi Putera, dan Asabri membuka pengetahuan publik bahwa betapa buruknya pengelolaan industri asuransi di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Said Aqil dalam sambutannya pada peringatan Harlah ke-94 NU di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).

Menurutnya, kesalahan penempatan investasi hingga rekayasa saham overprice merupakan satu di antara sekian kedzaliman ekonomi yang tidak boleh terjadi. "Nahdlatul Ulama berharap kondisi ini tidak sampai mengarah pada distrust masyarakat pada industri asuransi," tuturnya.

Kiai Said menegaskan, NU bukan anti konglemerat. Namun yang diharapkan NU adalah konglomerasi yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. "Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih besar di antara kami dan tidak menyayangi yang kecil,” ujar Kiai Said mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Tirmidzi.

Kiai Said meminta, jadilah konglomerat yang membantu ekonomi mikro, kecil dan menengah. Jika kelas menengah terangkat, kelas kecil dan mikro pun harus demikian. ”Ladang penghidupan pedagang bakso, penjual gorengan, dan usaha-usaha mikro dan kecil lainnya harus dilindungi, harus didampingi. Inilah Islam, bukan kapitalis, bukan sosialis. Tapi jalan tengah, moderat," katanya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9872 seconds (0.1#10.140)