106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi Virus Corona China

Selasa, 28 Januari 2020 - 10:03 WIB
106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi Virus Corona China
Gambar yang diunggah ke media sosial pada 25 Januari 2020 oleh Central Hospital of Wuhan menunjukkan staf medis merawat pasien. Foto/Central Hospital of Wuhan/Weibo/via REUTERS
A A A
WUHAN - Sekitar 1.291 kasus baru muncul sehingga menambah jumlah orang di China yang terinfeksi menjadi sekitar 4.000. Sementara, jumlah orang yang meninggal akibat wabah virus Corona jenis baru di China telah melonjak menjadi 106 orang.

Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengatakan ada tambahan sebanyak 24 orang meninggal di wilayah pusat virus yang bernama resmi 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV tersebut.

Angka kematian 106 orang ini termasuk satu kematian yang dilaporkan di Beijing. Laporan kematian di Beijing telah memicu kecemasan masyarakat internasional, karena kota itu adalah Ibu Kota China.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat bingung masyarakat internasional dengan mengoreksi penilaiannya terhadap virus Corona jenis baru, 2019-nCoV. Organisasi itu kini menyatakan risiko global dari virus mematikan tersebut tinggi.

Laporan penilaian WHO sebelumnya menyatakan tingkat risiko global dari virus itu masih "moderat." Badan kesehatan yang bernaung di bawah PBB tersebut mengatakan dalam laporan yang dipublikasikan Minggu malam bahwa risiko virus sangat tinggi di China, tinggi di tingkat regional dan tinggi di tingkat global.

Dalam catatan kakinya, WHO mengatakan ada kesalahan dalam laporan komunikasi sebelumnya yang diterbitkan pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Menurut WHO, laporan tiga hari itu salah karena mengatakan risiko global dari "2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCov" moderat.

Ditanya untuk lebih detail, juru bicara WHO Fadela Chaib hanya mengatakan bahwa itu adalah "kesalahan dalam susunan kata."

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Kamis pekan lalu organisasi itu tidak menyatakan darurat kesehatan masyarakat internasional akan bahaya virus Corona jenis baru yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Keputusan WHO itu terbilang langka, karena keputusan itu tidak dapat memicu tindakan internasional yang lebih terpadu.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengunjungi China minggu ini untuk membahas tindakan lebih lanjut untuk mengatasi virus. Pada hari Kamis pekan lalu, dia mengatakan; "Ini adalah keadaan darurat di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global."
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8349 seconds (0.1#10.140)