Kopi Durian Jadi Simbol Kejantanan

Senin, 27 Januari 2020 - 09:00 WIB
Kopi Durian Jadi Simbol Kejantanan
Namanya memang Kopi Durian. Namun bukan berarti kopi ini berasal dari durian, melainkan secangkir kopi yang dicampur satu biji daging buah durian. Foto/Koran SINDO
A A A
PALEMBANG - Namanya memang Kopi Durian, namun bukan berarti kopi berasal dari durian, melainkan secangkir kopi dicampur satu biji daging buah durian.

Pada musim durian seperti saat ini, minuman ini tidak asing lagi bagi masyarakat di Sumsel, terutama di daerah penghasil durian seperti di Kota Lubuk Linggau, Empat Lawang, Pagaralam, Musi Rawas, dan sejumlah daerah lainnya.

Belum diketahui persis asal-muasal dimulai munculnya kopi durian. Namun setiap musim durian, kopi duri anakan hadir dan menjadi simbol kegagahan. Namun begitu, yang meminum bukan hanya pria, ibu-ibu yang duduk sambil menunggu durian jatuh dari pohon juga menikmati kopi durian.

Bagi mereka yang berasal dari daerah sudah terbiasa menikmatinya dan mereka meyakini bahwa meminum kopi dengan campuran satu biji daging buah durian simbol kejantanan atau kegagahan.

Anggapan itu muncul karena durian masih dianggap sebagai buah yang mahal dan tidak setiap saat ada, lalu kandungan buah berduri ini juga diyakini dapat meningkatkan libido jika terlarut di dalam kopi.

“Percaya tidak percaya, tapi minum kopi durian buat badan tidak kedinginan jika malam-malam begadang atau nunggu durian jatuh pada malam hari,” ujar Aidil, warga Lubuk Linggau di Sumsel.

Penasaran dengan rasanya? Silakan dicoba mumpung buah durian sedang murah. Kopi yang dicampur buah durian akan memberi sensasi yang berpadu dengan rasa manis dan asam dari kopi.

Ada beberapa kebiasaan atau cara dalam mengonsumsi kopi durian ini. Kebanyakan di Sumsel, satu buah daging isi durian dimasukkan kedalam satu gelas kopi pahit panas. Diamkan beberapa saat sambil menunggu kopi lebih dingin dan siap diseruput. Setelah mendapatkan campuran durian, kopi akan terlihat berubah warna menyerupai kopi susu, namun dengan aroma durian yang tentu masih menyengat.

“Biasanya kopi durian diminum malam hari saat hujan, di pos ronda atau pagi hari,” kata Julius, warga asal Sekayu yang telah menetap di Kota Palembang.

Bagi mereka yang tidak atau belum terbiasa, kopi durian mungkin agak menakutkan karena kafein bercampur durian yang disebutkan mengandung alkohol alami. Namun di masyarakat Sumsel terutama daerah penghasil durian, kopi campur durian tidak mengenal umur dan jenis kelamin.

Mereka menyeruputnya tanpa takut dan bahkan menimbulkan simbol harga diri bagi yang meminumnya. “Biasanya tauke karet kan banyak kebun durian, mereka lagi santai minum kopi durian ini,” ungkap Julius.

Sejumlah warga yang ditemukan menuturkan, durian yang segar atau baru jatuh dari pohon, akan lebih nikmat dibandingkan durian yang telah dijajakan di pasar.

Walaupun sudah menjadi bagian dari tradisi, belum terdapat warung atau kedai kopi durian secara khusus di Sumsel. Namun untuk membuat dan menikmati kopi durian sangat mudah, hanya meletakkan satu biji daging buah durian ke dalam segelas kopi pahit, langsung seruput.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4532 seconds (0.1#10.140)